Selasa, 04 Oktober 2011

Muslimah saudariku,,mari kita bertawakal

Sayidina Ali ra menceritakan suatu ketika melihat Rasulullah menangis manakala ia datang bersama Fatimah. Lalu keduanya bertanya mengapa Rasul menangis.

Beliau menjawab, “Pada malam aku di-isra’-kan, aku melihat perempuan-perempuan yang sedang disiksa dengan berbagai siksaan. Itulah sebabnya mengapa aku menangis. Karena, menyaksikan mereka yang sangat berat dan mengerikan siksanya".

Putri Rasulullah kemudian menanyakan apa yang dilihat ayahandanya.

“Aku lihat ada perempuan digantung rambutnya, otaknya mendidih. Aku lihat perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dituangkan ke dalam tengkoraknya. Aku lihat perempuan tergantung kedua kakinya dengan terikat tangannya sampai ke ubun-ubunnya, diulurkan ular dan kalajengking. Dan aku lihat perempuan yang memakan badannya sendiri, di bawahnya dinyalakan api neraka. Serta aku lihat perempuan yang bermuka hitam, memakan tali perutnya sendiri. Aku lihat perempuan yang telinganya tuli dan matanya buta, dimasukkan ke dalam peti yang dibuat dari api neraka, otaknya keluar dari lubang hidung, badannya berbau busuk karena penyakit sopak dan kusta. Aku lihat perempuan yang badannya seperti himar, beribu-ribu kesengsaraan dihadapinya. Aku lihat perempuan yang rupanya seperti anjing, sedangkan api masuk melalui mulut dan keluar dari duburnya sementara malikat memukulnya dengan pentung dari api neraka,”kata Nabi.



Fatimah Az-Zahra kemudian menanyakan mengapa mereka disiksa seperti itu?

*Rasulullah menjawab, “Wahai putriku, adapun mereka yang tergantung rambutnya hingga otaknya mendidih adalah wanita yang tidak menutup rambutnya sehingga terlihat oleh laki-laki yang bukan mahramnya.

*Perempuan yang digantung susunya adalah istri yang ‘mengotori’ tempat tidurnya (mensetubuhkan diri di atas ranjangnya [berbuat dg yg lain]).

*Perempuan yang tergantung kedua kakinya ialah perempuan yang tidak taat kepada suaminya, ia keluar rumah tanpa izin suaminya, dan perempuan yang tidak mau mandi suci dari haid dan nifas.

*Perempuan yang memakan badannya sendiri ialah karena ia berhias untuk lelaki yang bukan mahramnya dan suka mengumpat orang lain.

*Perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting api neraka karena ia memperkenalkan dirinya kepada orang orang lain bersolek dan berhias supaya kecantikannya dilihat laki-laki yang bukan mahramnya.

*Perempuan yang diikat kedua kaki dan tangannya ke atas ubun-ubunnya diulurkan ular dan kalajengking padanya karena ia bisa shalat tapi tidak mengamalkannya dan tidak mau mandi junub.

*Perempuan yang kepalanya seperti babi dan badannya seperti himar ialah tukang umpat dan pendusta. Perempuan yang menyerupai anjing ialah perempuan yang suka memfitnah dan membenci suami.”



Mendengar itu, Sayidina Ali dan Fatimah Az-Zahra pun turut menangis. wallahua'lam

http://uminasafira.wordpress.com/2009/03/20/159/

Renungan Islam

Serangkaian pertanyaan yang ada pada diri kita berkenaan tentang kehidupan ini, ketika ada sebagaian orang mengeluh dan resah atas apa yang menimpanya, sesuatu hal yang tidak diharapkan terjadi padanya. Al-Quran menjawab itu , ketika ada yang bertanya :


kenapa aku diuji ?
Jawabnya: QS Al Ankabut(29):2-3

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”

Kenapa aku tidak mendapatkan apa yang aku inginkan ?
Jawabnya: QS Al Baqoroh(2):216

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

Kenapa ujian yang ku hadapi seberat ini ?
Jawabannya: QS Al Baqoroh(2):286

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”

Kalau Lagi sedih…??
Jawabannya: QS Al Imran(3):139

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”

Kalau g tahan lagi…??
Jawabannya: QS Yusuf(12):87

“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.”

Jawabannya: QS Az-Zumar(39):53

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dos semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Bagaimana aku harus menjalani hidup ?
Jawabannya: QS Al Imran(3):200

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”

Jawabannya: QS Al Baqarah(2):45

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’”

Kpd siapa aku berharap?
Jawabannya: QS At Taubah(9):129

“Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung.”

Apa yang aku dapat dari semua ini?
Jawabannya: QS At Taubah(9):111

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.”

Semoga kita bisa menjadi hamba yang bersyukur atas apa yang telah allah anugrahkan kepada kita semua. Allahumma Amin

Sumber : http://www.fitri-online.com/renungan-hati-99.html

Senin, 03 Oktober 2011

Isthikarah

akhwat, sebut saja Aisyah. Ia mahasiswi semester akhir di perguruan tinggi negeri di Jawa Timur. Mengetahui godaan menjaga iman begitu besar, terbersit keinginan untuk segera menikah. Ia yakin, hanya dengan menyempurnakan agama, kesucian diri; baik hati maupun fisik bisa dijaga. Niat itu pun didukung penuh orang tuanya.


Gayung pun bersambut. Tak lama kemudian, ada dua ikhwan yang serius akan menikahinya. Keduanya termasuk orang baik dan shaleh. Rajin ibadah dan aktifis kampus. Tak hanya itu, secara fisik juga sama. Ganteng. Cuma, perbedaanya dalam hal ekonomi. Yang satu terbilang mampu, sedang yang satunya sangat sederhana. Bahkan, untuk biaya kuliah, dia mencari sendiri.



Sebagai manusia, perasaan bingung dan bimbang pasti ada. Aisyah pun tak ingin gegabah dalam mengambil keputusan. Lalu, malam harinya Aisyah shalat istikharah dua rakaat, meminta pada Allah agar ditunjukkan yang terbaik dari salah satu pemuda shaleh itu. Sekali ia shalat, tapi belum juga ada tanda-tanda.



Malam berikutnya, sebelum tidur, Aisyah shalat lagi. Namun, belum juga ada jawaban. Hingga di hari ke tujuh, Aisyah tiba-tiba bermimpi. Ketika itu, dalam mimpinya, Aisyah sedang berjalan kaki di tikungan jalan tak jauh dari kampusnya. Tiba-tiba, Aisyah melihat seorang ikhwan mengendendarai sepeda onthel menghampirinya dan memboncengnya.



Ikhwan dalam mimpi itu tak lain adalah si pemuda sederhana. Lalu, bagaimana jawaban Aisyah? “Inilah jodohku, Allah telah tunjukkan lewat mimpi” ujarnya mantap.



Kini, Aisyah dan suaminya telah dikaruniai seorang putri yang cantik dan. Mereka hidup bahagia dalam biduk rumah tangga layaknya surga di kota gajah, Lampung Sumatera Selatan. Kabarnya, sekarang Aisyah sedang hamil anak kedua. Dan, sang suami dalam proses menyelesaikan program master di perguruan tinggi negeri di sana.


Jadi Solusi



Manusia sering dihadapkan pada berbagai pilihan. Entah dalam bidang apa saja. Bisa karir, sekolah, perguruan tinggi, bahkan jodoh. Nah, masalah jodoh biasanya hal yang paling banyak bikin orang bingung. Pasalnya, memang tidak gampang memilih jodoh. Jodoh adalah pasangan seumur hidup, bahkan sampai akhirat. Salah-salah memilih jodoh, sama halnya cari petaka hidup.



Setidaknya hal itu sudah banyak contohnya. Baru seumur jagung pernikahan, biduk rumah tangga sudah retak. Bahkan pecah. Nauzubillah. Sesuai kata bijak, kalau bisa, menikah hanya sekali dalam seumur hidup. Namun, yang bikin bingung, jika ada lebih dari satu pilihan. Apalagi, semuanya baik. Siapapun bakal masygul. Setidaknya, seperti yang dialami Aisyah dalam kisah di atas. Untungnya, Aisyah lekas shalat istikharah. Aisyah tidak mau terjebak dalam keputusan pragmatis duniawi semata.



Namun perlu diingat. Apa yang diistikharahkan harus realistis dan tidak bertentangan dengan syariat Islam. Akal pikiran dapat menjangkau dan mengukurnya. Jadi tidak terkesan irasional. Jodoh misalnya, harus orang yang baik-baik dan betul-betul serius untuk dijadikan pendamping hidup, bukan untuk dipacari. Jangan sampai karena bingung memilih pacar, lalu shalat istikharah tujuh hari tujuh malam. Bukan itu yang disebut istikharah. Sebab yang terkahir ini jelas bertentangan dengan syariat.

Shalat istikharah sangat bermanfaat untuk menghilangkan rasa waswas. Paling tidak untuk menghindari rasa penyesalan di kemudian hari karena salah dalam memilih. Dan, orang yang mendapat jodoh dari shalat istikharah dijamin tidak menyesal.



Sebuah hadits menyebutkan, “Tidak akan kecewa orang yang mau (mengerjakan shalat) Istikharah, dan tidak akan menyesal orang yang suka bermusyawarah serta tidak akan melarat orang yang sukaberhemat (sederhana).”

(HR.Imam Thabrani)



Shalat istikharah tidak jauh beda dengan shalat sunnah lainnya. Shalat istikharah bisa dilakukan dua rakaat dan kapan saja, bisa siang atau malam. Namun, lebih baik dilakukan seperti shalat tahajud, di sepertiga malam.

Dalam Fiqhus-Sunnah, As-Sayyid Sabiq mengatakan tidak ada ketentuan yang kuat surat atau ayat apa yang secara khusus harus dibaca pada dua rakaat.



Sedangkan, doa istikharah dibaca setelah usai shalat. Doa tersebut sebagai berikut; “Allahumma Astakhiiruka bi ‘ilmika Wa Astaqdiruka biqudratika. Allahumma inkunta ta’lamu anna hazal amra khirun li fi diini wa ma’asyi wa ‘aqibatu amri, faqdirhu li wa yassirhu li tsumma baarik li fihi. Wa Inkunta ta’lamu anna hazal amra syarran li fi diini wa ma’asyi wa ‘aqibatu amri, fashrifhu ‘anni wa washrifni ‘anhu Waqdir liya khaira haitsu kaana. Tsummardhini bihi.”

Artinya; “Ya Allah, aku memohon petunjuk kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu. Aku memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu. Ya Allah, seandainya Engkau tahu bahwa masalah ini baik untukku dalam agamaku, kehidupanku dan jalan hidupku, jadikanlah untukku dan mudahkanlah bagi dan berkahilah aku di dalam masalah ini. Namun jika Engkau tahu bahwa masalah ini buruk untukku, agamakku dan jalan hidupkku, jauhkan aku darinya dan jauhkan masalah itu dari ku. Tetapkanlah bagiku kebaikan dimana pun kebaikan itu berada dan ridhailah aku dengan kebaikan itu.”

Berdoa adalah senjata (silah) umat Islam. Dengan doa, berbagai masalah bisa dipecahkan. Allah SWT telah menjamin pada setiap hamba-Nya untuk mengabulkan segala doa. Asal, tidak putus asa dan terus berdoa. Selamat mencoba.

[Anshor/www.hidayatullah.com]

Inspirasi Islamku

Seorang 'teman' pergi menghilang,mungkin kesalahanku yang telah membuatnya kecewa..lewat tulisan ini aku berharap dia memaafkanku. Walau ku tau tak mungkin dia membacanya.. :)

Jujur sulit kehilangannya,disaat hari-hari dilewati dengan diskusi bermanfaat..rindu sekali momen2 itu.
Tapi sekali lagi karena kebodohan saya dan keegoisan saya yang membuat dia kecewa.

Di surat terakhirnya dia berkata'' aku merasa banyak kekurangan yg membuat aku menjadi org yg tdk pantas utk tetep berhubungan sama kamu."
Siapa aku?sehingga kamu merasa tak pantas berhubungan dengan seorang reny..Ya Allah sudah sedemikian tinggikah level saya? Atau sudah sedemikian buruk?sehingga orang lain tidak pantas berhubungan dengan saya?Ya Allah saya harus merubah perilaku saya jangan sampai orang lain enggan berteman dengan saya..sedih sekali ya Allah itu tamparan buat saya.

Dari dia saya belajar bagaimana kita mengajak orang lain berbuat kebaikan (da'wah) Da'wah adalah cinta..
dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu..sampai pikiranmu,sampai perhatianmu...
berjalan, duduk dan tidurmu.
Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang da'wah. Tentang umat yang kau cintai. Lagi-lagi memang seperti itulah da'wah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulangmu. sampai daging terakhir yang menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh lantak diseret-seret. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari" (Ust. Rahmat Abdullah)..dia belajar dari kekurangannya sendiri,aku iri ya Allah dia bisa begitu tulus dan ikhlas.

Dan dia menguras perhatian saya,menguras energi saya utk mengingatMU..Subhanallah..

Disaat dia pergipun mengguratkan maksud yang baik "memberi kesempatan utk kamu or aku menjadi hamba Allah yg lebih bisa mendapat tempat yg lebih baik disisiNya insya Allah."

Ya Allah bagaimana mungkin aku kehilangan orang sebaik dia?itu terasa menyakitkan tapu kusadar tidak baik memaksakan kehendak kita,mempertanyakan apa yang sudah menjadi keputusan,,kesempatan itu sangatlah baik menjadi hamba Allah yg lebih bisa mendapat tempat disisiNYA..Bahkan merelakan sebuah silaturahim..

Ya Allah jika ini jalan yang Engkau ridhoi..Lindungi dia disana Ya Allah,teguhkan hatinya untuk selalu mencintaiMU,berjalan diJalanMU..

Ya Allah teguhkan juga hati hamba untuk selalu mencintaiMU,dan mencintai dia sebagai makhluk ciptaanMU...

Semoga Allah menetapkan hal 'baik' diantara kami...

-Jakarta 4 Oktober 2011-
06.09